Seratus Pelajar dan Guru BK di Situbondo Ikuti Seminar Ancaman LGBT
02 Nov
Seratus Pelajar dan Guru BK di Situbondo Ikuti Seminar Ancaman LGBT

SITUBONDO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar seminar kesehatan dengan tema "Ancaman LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) pada Remaja", Kamis (2/11/2023). Acara tersebut berlangsung di Pendopo Aryo Situbondo. 

 

Ada sekitar 100 pelajar SMA dan guru BK yang menjadi peserta dalam seminar ini. Kemudian untuk pemateri seminar, yakni Dewi Rokhmanh, Dosen Universitas Jember. 

 

Sekretaris Dinkes Situbondo, Desy Tariustanti menyampaikan, pada tahun 2022 hingga 2023, angka kasus laki-laki suka laki-laki di Situbondo mengalami kenaikan yang signifikan. "Untuk kasus laki-laki suka laki-laki setelah dilakukan screening HIV ditemukan tujuh kasus pada tahun 2022. Dan meningkat 16 kasus pada tahun 2023," ujarnya. 

 

Desy melanjutkan, dengan adanya seminar ini diharapkan para pelajar di tingkat SMA ini bisa mengetahui bahaya LGBT. "Kita harapkan ini juga bisa menjadi langkah pencegahan LGBT mulai dari lingkungan keluarga hingga sekolah," tegasnya. 

 

Sementara itu, Ketua TP-PKK Situbondo, Hj. Juma'ati Karna Suswandi menyampaikan, perilaku homo seksual beresiko melakukan pelecehan kepada anak atau pedofilia. "Oleh karena itu, sekolah harus menjadi tempat yang aman untuk tumbuh sehat bagi anak-anak di Situbondo," ucapnya. 

 

Perempuan asal Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji ini meminta kepada para guru untuk lebih peka terhadap perkembangan anak saat di sekolah. Sebab gaya hidup LGBT sudah mengancam anak-anak. 

 

"Kelas parenting juga perlu dipertimbangkan di tingkat SMA, SMK dan MA. Mengingat remaja adalah masa peralihan, di mana saat itu banyak mengalami perubahan. Baik sosiologis, emosi, dan perkembangan sosial," bebernya. 

 

Juma'ati menyebut, tantangan orang tua saat ini sangat besar. Sebab mereka harus menyesuaikan diri dan mengikuti zaman untuk mendidik anaknya. 

 

"Selain itu, OPD terkait, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan harus merapatkan barisan dan serius untuk menangani LGBT ini. Salah satunya, dengan menyusun upaya-upaya pencegahan yang efektif dan efisien," pungkasnya. 

 

(Prokopim Situbondo)